Ketersesatan paling indah

Cinta memang gemar mempermainkan pertemuan. Hari ini kita orang asing, esok kita bisa menjadi pasangan yang penuh saling.
Suatu bulan sebelum Februari 2011, kesempatan mempertemukan kita.  Aku mengenalmu, engkau mengenalku. Aku mengagumimu. Kagum itu lahir dari seni tulisanmu yang membuatku mencandu. Meski begitu tampak biasa, namun tidak begitu mudah sirna.
Mengikuti waktu yang tak nentu, kita menjadi satu. Aku mengagumi semua kesederhanaan yang melekat utuh didirimu. Parasmu, senyummu, suaramu, pakaianmu, tak terkecuali sepatumu. Tak ada yang terlihat apik. Namun segala kasih bisa ku dapat darimu tanpa titik.
Kita terus bersama. Bahagia ataupun duka kurasa istimewa terlewati berdua. Pertengkaran, keegoisan, kecemburuan, tak pernah lepas kuciptakan. Dan engkau masih tetap bertahan untuk semua. Aku semakin mengagumimu.
Waktu berlalu tanpa permisi. Semua yang indah menjadi nyeri. Entah aku yang tak memahami atau engkau yang tak tahu diri. Engkau dan aku terus mempermainkan hati dan cinta yang kita ciptakan sendiri.
Sekarang, engkau entah dimana.
Aku disini, sedang belajar melupakan.
Melupakan luka yang kau gambar dilubuk nyeri.
Melupakan harapan yang habis dimakan masa.
Melupakan tangisanmu yang ku sebabkan.
Melupakan tingkah lakuku yang serupa setan.
Melupakan angan yang kini menjadi kenangan.

Terimakasih untuk semua. Semua suka, duka, luka, dewasa yang kau ajarkan.
Ku katakan untuk terakhir kali.

Kebersamaan kita adalah ketersesatan paling indah.

This entry was posted in . Bookmark the permalink.

Leave a reply