Archive for Januari 2014

ElsaFanni

Elsa . .

Entah cinta  atau pura-pura, tanpa putus asa mengharap yang dipuja.
Entah luka atau suka, tak dihirau untuk yang dianggap istimewa.

Fanni . .
Entah memang dari hati atau hanya sekedar obsesi, penuh pamrih menanti yang diigini.
Entah tak mengerti atau tak bisa menahan diri, penuh sadar mencinta ia yang tak teryakini.

ElsaFanni . .
Tumbuh dewasa selayak gadis masa kini.
Menjelma serupa yang dia ciptakan sendiri.
Melawan asa demi kasih yang bahkan tak mengenal dirinya sendiri.

ElsaFanni . .
Memakan masa membuang hari
Memupuk luka membangun perih
Meniadakan bahagia untuk ego dihati

ElsaFanni . .
Gadis belia yang baru mengenal hati.
Hati-hati dan selalu jaga diri.

Posted in | Leave a comment

Ketersesatan paling indah

Cinta memang gemar mempermainkan pertemuan. Hari ini kita orang asing, esok kita bisa menjadi pasangan yang penuh saling.
Suatu bulan sebelum Februari 2011, kesempatan mempertemukan kita.  Aku mengenalmu, engkau mengenalku. Aku mengagumimu. Kagum itu lahir dari seni tulisanmu yang membuatku mencandu. Meski begitu tampak biasa, namun tidak begitu mudah sirna.
Mengikuti waktu yang tak nentu, kita menjadi satu. Aku mengagumi semua kesederhanaan yang melekat utuh didirimu. Parasmu, senyummu, suaramu, pakaianmu, tak terkecuali sepatumu. Tak ada yang terlihat apik. Namun segala kasih bisa ku dapat darimu tanpa titik.
Kita terus bersama. Bahagia ataupun duka kurasa istimewa terlewati berdua. Pertengkaran, keegoisan, kecemburuan, tak pernah lepas kuciptakan. Dan engkau masih tetap bertahan untuk semua. Aku semakin mengagumimu.
Waktu berlalu tanpa permisi. Semua yang indah menjadi nyeri. Entah aku yang tak memahami atau engkau yang tak tahu diri. Engkau dan aku terus mempermainkan hati dan cinta yang kita ciptakan sendiri.
Sekarang, engkau entah dimana.
Aku disini, sedang belajar melupakan.
Melupakan luka yang kau gambar dilubuk nyeri.
Melupakan harapan yang habis dimakan masa.
Melupakan tangisanmu yang ku sebabkan.
Melupakan tingkah lakuku yang serupa setan.
Melupakan angan yang kini menjadi kenangan.

Terimakasih untuk semua. Semua suka, duka, luka, dewasa yang kau ajarkan.
Ku katakan untuk terakhir kali.

Kebersamaan kita adalah ketersesatan paling indah.

Posted in | Leave a comment

Ayu

Selamat pagi Ayu,
Dunia indah kalau kau tersenyum untuk duniamu.

Belom lamanya kita berdekatan, tak memutus ingatan kala engkau memendam amarah yang kau lepaskan.

Tanpa ada basa-basi lebih panjang, ku katakan maaf setulus hati dengan lapang. Mungkin ada kekeliruan dari caraku mengucap keadaan. Ku minta, agar kau memahami yang ku sampaikan.

Salam terhangat dariku,
Sudah kulipat rindu dan maaf yang beribu hanya untukmu.

Naisela

Posted in | Leave a comment

Satu

Teruntuk kalian perempuanku,

Selalu ada yang istimewa ditanggal satu.

Aku lupa bagaimana memulainya. Kita menjelma menjadi kebahagiaan yang tiada duanya. Kita nikmati segala yg ada baik suka maupun duka. Kita adalah apa-apa yang selalu membuat dunia berbeda.

Tanggal satu, selalu ada cerita baru. Tak melulu soal cintaku cintamu, namun semua cerita seru. Kita beradu berteriak bernyanyi yang tak nentu terdengar syahdu. Kita bercumbu dengan bait-bait tawa mengusir pilu.

Kadang kala kita berkumpul, bermalas-malasan dipelataran rumah nyaman. Bercengkrama apapun yang terdengar menawan. Masa sekolah sampai keanehan-keanehan di luar jaman. Tangisan, pelukan, kerusuhan, kesalah-pahaman, kemarahan, semua alasan yang kelak kan kita rindukan.

Masih tentang tanggal satu, kita menciptakan segala yang berisik. Membuat yang unik terlihat apik. Menyelimuti letih dengan gaya yang menggelitik. Menggambar hura-hura yang sedikit nyentrik. Menuai kasih sayang tanpa titik.

Masih ditanggal satu. Satu yang melulu tentang kita, tentang kalian. Kalian adalah apa-apa yang tak pernah ku bayangkan.

Pengharapanku yang tak pernah asa, kita satu menjadi satu keluarga yang tak pernah mati dalam peraduan kasih. Semoga persahabatan kita abadi.


13 Januari

Naisela

Posted in | Leave a comment

NOVEMBER

N o v e m b e r . . . . . Aku ingin menulis November. Perihal jatuh, kemudian rapuh. Perihal hilang, kemudian terbuang. Aku ingin diam saja dan tak menanti segala. Sebab, November terlalu penuh oleh luka menjelma tawa. Dan aku, terlalu jenuh untuk sekedar mencinta selayak musim lalu.

Posted in | Leave a comment